Sekitar 45 menit ku terpaku menatap cicak yang terkulai sekarat di depan mataku dijarak kurang dari 1,5 meter. 11.35 PM, baru kembali ke kos ingin segera merebahkan badan… begitu menyalakan lampu kamar, terdengar & terlihat beberapa cicak merayap menyembunyikan diri dari tembok2 kamarku yang mulai terang karena pendaran warna hijaunya.. perasaanku uda kacau melihat cicak-cicak yang pada kabur, seolah aku petugas TIBUM yang menggusur lapak2 pinggir jalan, ukh!
Pintu kamar langsung ku tutup, aku mau ganti baju. Entah mengapa meski kupaksa menutup rapat, sepertinya ada yang mengganjal pintu. Kupikir hanya kain korden jendela yang menyumpat pinggir pintu sehingga tak bias tertutup rapat, biasa terjadi. Ku buka kembali pintu kamar untuk membenahi korden, pikirku…. Begitu daun pintu bergeser terdengar bunyi “PLUK”, seperti benda lembek ceper menyentuh permukaan licin. Masi tak berfikiran yang aneh… kuamati sekitar pintu, tanpa menghiraukan bunyi tadi…….
Tiada korden terjepit pun tiada benda lainnya yang sekiranya mengganjal di pinggiran pintu. Pintu ingin kututup lagi….
Namun, sekonyong-konyong badanku langsung melemas, kaki tanganku gemetaran, aliran darahku langsung turun drastic, adrenalin langsung drop, mataku berkunang-kunang…. Akkkh, pengen teriak suara terkulum dalam-dalam…!!!! Yang kulihat adalah sebuah ironi. Tampak tubuh mungil terkulai menyentuh ubin putih yang belun kusapu. Mulut menganga seolah henak memuntahkan roh yang sudah diujung kerongkongannya. Beberapa kali ekornya tampak menggeliat-geliat… menahan sakit teramat pedih, erangan tak tersuarakan karena pita suara tersumbat roh yang berlomba keluar dari badan. Kaki depan eh (menurutku) tangannya tertekuk kedalam, ato patah (?). mata melotot, bundar hitamnya mengarah tajam menatapku yang sejurus tertegun tak tau harus ngapain, mati gaya!!!! aaaaaakh!!!!
Tubuh mungil itu… yang dalam beberapa detik segera kuidentifikasi berjenis CICAK – reptile rumahan yang kehadirannya membuat sekujur tubuhku selalu & pasti begidik, yang membuatku selalu & pasti tak nyaman berada disuatu tempat beeratap & berdinding. Dengan waswas aku selalu memeriksa di langit-langit dan dinding2… memprediksi & melakukan analisa – general check up akan keberadaan makhluk “halus” itu. Sembari memperkirakan kalo-kalo memang langit-langit dan atau juga dinding di suaru daerah tersebut terbukti ada cicak atau memungkinkan ada cicak yang akan melintas.. aku bias memperkirakan ke sisi mana aku bergerak & mengamankan diri, menjauh dari makhluk halus itu…
Yaaa Tuhan, kehidupanku tak pernah tenang dengan lahirnya anak-anak cicak setiap menitnya di dunia ini. Malam-malamku tak pernah bebas dari gundah akan keberadaan cicak-cicak yang biasanya beroperasi & bermain-main keluar dari semayamnya kala sore atau malam hari (siang jarang, apa mereka makhluk nocturnal yaa…). Bahkan terjagaku tiada pernah nyenyak kala kemungkinan-kemungkinan ada cicak yang bakal melintas di plafond atau tembok…
Apa yang harus kulakukan..??!!!! menutup akses gerak & keluar mereka? Dari kamarku masih mungkin kulakukan… tapi ditempat lain (?), seolah dia.. seekor cicak selalu membuntutiku kemanapun aku pergi. Rupa cicak yang SAMA (hanya pabila bertemu cicak rada hitam, baru q piker itu adalah cicak yang lain, tapi tetaplah CICAK).. kesamaan cicak yang tak pernah kuidentifikasi per divicio (…pokoknya hierarki terendah makhluk hidup dalam satu jenis), membuatku itu adalah cicak yang sama..!!!!! bodoh!!!! Hehehehe…..
45 menit q nanti CICAK itu meregan nyawa di ambang kamar kos ku… badanku masih lemas, bertambah malah… seolah kakiku tak bias menjejak. Aku tak berani melangkah kemana-mana, takut2 cicak itu akan melakukan penyerangan menyergapku kala aku tak mengawasi geraknya… akh, meski dia dalam keadaan sekarat, tetap saja aku berfikiran, dia akan bangkit pulih & panic berlari sana sini yang mungkin maksudnya ingin mengamankan diri tapi ternyata malah kuinjak2… aaakkkhhh, aku akan mati lemas kalo ampe cicak itu mendekatiku. Karena itulah, seolah ada beban moral yang mewajibkanku menjaga gerak cicak itu, tanpa ingin menolong pun langsung menyudahi hidupnya yang uda belasan kali nafas lagi..
Masi kupantengin cicak itu yang bergelut dengan sakratul maut… entah apa yang hendak dia lakukan, panggil ambulance kah (?) ato manggil patroli cicak yang akan mengadiliku (?), menyerbuku membalaskan dendamnya (akh, imaji ini membuat badanku semakin lunglai). Untuk mengurangi imaji yang akan semakin meluas…
Malam ini, kali ketiga kulakukan penyiksaan tak terlupakan ku pada CICAK..
Kali pertama… entah kapan, pada malam hari ketika lampu mati, dikamar rumahku di nusa dua… sembari menunggu tertidur di malam yang gelap2an, aku dan adikku bercanda… saling menggelitik saling cerita lucu dsb… aku yang sebelumnya senaaaaang sekali melumat-lumat benda-benda elastis dengan jari2 & tanganku, saat itu seperti menemukan benda elastic yang empuk & halus… kebiasaan sulit dikendalikan…, segera kuremas2 benda yang kupikir karet gelang atau sejenisnya itu. Hingga esok paginya, begitu terbangun… aku merasakan ada gerakan2 seperti cacing dibalik selimutku… kuterkejut, aku benci cacing..!!! segera kuterbangun & syukurnya lampu sudah menyala kembali. Segera kubuka selimutku dan aaakkkkkk…..!!!!! langsung aku mual-mual melihat seonggok tubuh menjijikkan terlumat & disebelahnya ada ekor yang masi bergerak-gerak meski terpisah dari tubuhnya… segera kuketahui itu adalah CICAK & ternyata yang kulumat semalam adalah tubuhnya… aaakkkkkhhh!! Aku langsung lemas sekujur tubu membayangkan imaji yang semakin menjijikan merasuk dalam benakku… selimtu & spreai segera kubuang tanpa ingin ku cuci…….
Kemudiannya, aku phobia cicak, PARNOK!!
Kali kedua, di Warung kopi Renon.. kantorku. Suatu siang setelah aku pulang dari luar ruangan.. memasuki ruang kafetarianya… tepat bersamaan dengan langkahku.. tanpa sengaja sedang terjatuh seekor cicak yang langsung kuinjak… kejadiannya sangat cepat, aku tak menyadari & melihat jatohnya cicak itu pun cicak itu jatuh tanpa mengenai badanku tapi langsung didepanku & tepat pada saat aku menapakkan kakiku menyentuh ubin, yang mana cicak kalah cepat menghindari injakkanku… akkh!!!! Aku langsung loncat2 dengan meteran, badanku kaku & dingin beku… beberapa orang yang tau kejadian itu di ruang itu menyadari ketakutan & penyesalanku… kuserykan maaf maaf berkali-kali pada cicak itu yang langsung lunglai tanpa ada gerakan sedikitpun. Kuambil kesimpulan, cicak itu mati ditempat…
Aku berlari masuk ke dapur cafĂ© & mengambil sekop sapu untuk membersihkan mayat (bangkai!) cicak… begitu aku keluar untuk mengamankan barang bukti pembunuhan ku.. si korban sudah menghilang tanpa jejak… aakkkhhh… bukan senang dia hidup, tapi aku yang semkin ketakutan. Jangan-jangan… dia akan balas dendam. Jangan-jangan dia mengenaliku… jangan-jangan,,,,,, aaakkkh
No comments:
Post a Comment