Thursday, March 29, 2012

Apa Keunikan Bisnis Anda?

MENARIK....!!!

via Business and Beyond by roniyuzirman on 3/27/12

Bisa menghadiri seminar dengan pembicara Pak Teddy P. Rachmat adalah kesempatan langka dan berharga buat saya beberapa waktu lalu.

Kalau di luar ada Jack Welch, di sini TP. Rachmat adalah Jack Welch-nya Indonesia.

So, apa yang dikatakan beliau, sebaiknya didengar dan dipercaya.

Salah satunya adalah soal keunikan bisnis.

Bisnis kita itu harus punya keunikan.

Kalau tidak ada, you are going no where, kata Pak Teddy.

Tidak mudah menemukan keunikan bisnis kita. Bahkan rata-rata perlu sampai 4 tahun seperti kata Jim Collins di buku Good to Great.

Keunikan itu tidak harus sesuatu yang canggih atau hi-tech. Sesuatu yang sederhana pun bisa dijadikan keunikan.

Contohnya adalah salah satu bisnis Pak Teddy, Assa Rent yang dulunya bernama Adira Rent.

Keunikannya sederhana dan hanya ada 2: service excellent dan excellent maintenance. Hanya 2 itu saja. “It’s very simple”, kata Pak Teddy.

Tapi keunikan atau kelebihan itu terus disempurnakan dan terus dipertajam selama bertahun-tahun. Bahkan untuk service excellence itu, semua supirnya harus bisa bahasa Inggris dan ilmu bela diri.

“Kami harus jadi number one in the world untuk kedua keunikan tersebut”, kata Pak Teddy.

“Kami menerapkan ‘fanatical discipline’ untuk kedua keunikan tersebut”.

“Awalnya tidak mudah menemukan keunikan. Ada lebih dari 10 keunikan yang diinventarisir. Akhirnya kami memilih hanya 2 itu saja untuk dibela mati-matian”.

Saya teringat cerita Pak Tung DW tentang seorang pegulat yang cacat tangan dan kaki yang ikut kejuaraan dunia. Ia tidak bisa berdiri. Jadi, untuk melawan lawannya, ia hanya tiduran terlentang.

Oleh pelatihnya ia hanya dibekali 1 jurus saja. Tapi itu jurus dahsyat, sehingga ia pun berhasil mengalahkan lawannya di babak awal.

Menjelang babak berikutnya, ia minta tambahan jurus lain kepada gurunya.

Gurunya hanya bilang, “Jurusnya hanya itu saja, tapi kamu lakukan dengan lebih cepat dan lebih kuat lagi”.

Ia pun menuruti kata sang guru dan berhasil menang dan melaju ke babak yang lebih tinggi.

Ketika sampai di semi final, ia ragu dengan jurus yang dimiliki dan kembali meminta kepada sang guru jurus yang lebih dahsyat.

Gurunya tetap tidak mau memberikan jurus baru. “Gunakan saja jurus itu, tapi dengan lebih cepat dan lebih kuat lagi”.

Ia menuruti titah sang guru dan ternyata menang lagi hingga sampailah di babak final.

Kembali ia meminta jurus baru untuk melawan lawan yang ‘best of the best’ di babak final itu.

Jawaban sang guru tetap sama. Tidak ada jurus baru. Pakai saja jurus yang sama tapi dengan lebih cepat dan lebih kuat lagi.

Ia tidak punya pilihan kecuali menuruti perintah sang guru dengan ‘fanatical discipline’.

Akhirnya ia menjadi juara di final dengan hanya 1 jurus andalan.

Kurang lebih ceritanya sama dengan cerita Pak Teddy Rachmat ini.

So, mari temukan keunikan bisnis kita. Cukup 1 atau 2 hal saja yang tidak dimiliki oleh pesaing. Asah terus keunikan itu dengan ‘fanatical disciplin’, disiplin yang benar-benar fanatik.


Filed under: Business

Posted via email from Drop Point

No comments: