MEMAAFKAN itu MENGUATKAN.
kebencian itu melemahkan.
memberi maaf adalah hal yang jauh lebih sulit daripada meminta maaf.
seringkali kata 'maaf' tercetus dengan mudah, hingga esensi maaf sudah melemah.
bagaimana jika kita berada di posisi si pemberi maaf?
sepucuk surat kutulis untuk memberi maaf dengan tulus.
setelah ku tulis dengan jemari yang rasanya tergenggam kuat karena kobaran emosi, lalu ku baca ulang pelang pelan..
kemudian..
aku menemukan betapa ringan diri ku, betapa sejuk udara sekitar, betapa lega dan damai jiwa ku. tiada dendam, tiada benci, tiada kekesalan, tiada amarah.
sepucuk surat yang kutujukan padanya, dia yang kala itu adalah sosok yang mengesalkan. meski demikian, aku ingin bebas dari rasa kesal, apalagi benci padanya. karena kebencian, dendam dan amarah hanyalah racun... kita yang meminum racunnya, dan berharap orang lain yang akan keracunan. itu salah!
lalu aku mulai mengetikkan kata per kata surat pemberian maaf ku:
"sudah sangat banyak dan bertumpuk kekesalan, benci terpendam, amarah membuncah tertuju kepadamu. Sudah tiada kata yang sanggup ku lontarkan padamu. Sudah tak ingin ku memandang dirimu, betapa ingin ku menjauh dan tak bertemu sama sekali denganmu.
Walau demikian, aku memaafkanmu dengan tulus. Karena aku mengasihimu.
Aku mendoakan kesuksesan, kesehatan dirimu, dan kebahagiaan akan senantiasa berkelimpahan dalam hidupmu. salam, _Lindia_"
indahnya dunia... :)
aku bahagia,
kamu bahagia,
kita semua tanpa terkecuali berbahagia..
No comments:
Post a Comment