Tuesday, July 03, 2012

Pameran tunggal lukisan Sidik Jari karya "I Gusti Ngurah Gede Pemecutan" | 4 Juli - 20 Agustus 2012

info via: JournalBali.com

Memaknai peringatan ke-17 tahun Museum Lukisan Sidik Jari, digelar serangkaian pameran tunggal lukisan Sidik Jari karya I Gusti Ngurah Gede Pemecutan, yang akan berlangsung sedari 4 Juli hingga 20 Agustus 2012 di Museum  Lukisan Sidik Jari,  Denpasar, Bali.

Terlahir sebagai putra dari Anak Agung Gede Lanang Pemecutan, yang tak lain merupakan keturunan pejuang I Gusti Ngurah Rai dengan Jero Tunjung, menjadikan I Gusti Ngurah Gede Pemecutan sosok yang gigih berjuang dalam hidup. Kegigihannya berkesenian dengan mendirikan Museum Lukisan Sidik Jari mengantarkannya menerima Penghargaan Museum Record Dunia Indonesia (MURI) sebagai “Pelopor Teknik Melukis dengan Sidik Jari dan Kolektor Sidik Jari Terbanyak”.

Museum Sidik Jari yang diresmikan pada 4 Juli 1993 dan dibuka untuk umum pada tahun 1995 ini, hingga kini telah memiliki 200 koleksi lukisan dan kerajinan lainnya, 98 di antaranya merupakan Lukisan Sidik Jari karya I Gusti Ngurah Gede Pemecutan. Teknik melukis dengan Sidik Jari tersebut ditemukannya tanpa sengaja pada 9 April 1967.

“Waktu itu seorang pelukis mendatangi studio lukis saya di Kuta untuk melukis bersama. Tapi ternyata saya merasa dibohongi karena lukisannya tidaklah sebaik sketsa-sketsa yang ia tunjukkan sebelumnya. Dalam keadaan marah, saya pun merusak lukisan dengan jari-jari dan meninggalkannya, “ tutur Ngurah Gede Pemecutan.

Lukisan koleksi Museum Sidik Jari (foto:dok.pri)

Namun berawal dari kegagalan lukisan tari baris yang dirusaknya tersebut Ngurah Gede Pemecutan berhasil menemukan teknik melukis baru, yakni dengan menggunakan sidik jari. Gaya totolan sidik jari itulah yang kemudian membawa nama I Gusti Ngurah Gede Pemecutan berbeda dengan gaya pelukis-pelukis lain pada masanya. Hingga kini, teknik melukis dengan sidik  jari ini belum ada duanya di Indonesia, bahkan dunia.

Penyerahan penghargaan MURI ini dimaknai pula dengan pembukaan Pameran Tunggal Lukisan Sidik Jari karya I Gusti Ngurah Gede Pemecutan. Pameran yang berlangsung sedari 4 Juni hingga 20 Agustus 2012 ini menampilkan secara retrospektif 16 karya terpilih sedari tahun 1967 hingga 2012. Tercatat dari 98 karya lukisan sidik jari I Gusti Ngurah Pemecutan, terdapat 1.507.725 sidik jari pribadi pelukisnya.

‘Menyaksikkan karya-karya I Gusti Ngurah Gede Pemecutan merupakan rangkain proses kreatif yang panjang dan mampu menghasilkan karya-karya dengan ciri kepribadian yang kuat. Di samping kegetolannya melakukan inovasi dan mempertahankan gayanya, kepribadiannya yang kuat nampak dalam upaya mendirikan  museum, membina seni, menulis, dan lain sebagainya, “ ungkap Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr. I Wayan Rai S.,MA, dalam buku biografi Sidik Jari I Gusti Ngurah Gede Pemecutan yang ditulis Aga Herman (Lintas Kata Publishing, 2011).

Pada kesempatan yang sama, diresmikan pula Sekolah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kerti Budaya, yang didirikan atas kerjasama Yayasan Kerti Budaya dengan Museum Lukisan Sidik Jari.

“Konsep museum bagi saya adalah untuk tujuan pendidikan, maka kami arahkan Museum Lukisan Sidik Jari ini sebagai museum  pendidikan. Selain menyelenggarakan aneka pelatihan melukis, tari Bali, gamelan, juga ada kursus Bahasa Bali dan Bahasa Jepang. Melalui Sekolah PAUD Kerti Budaya ini, kami bermaksud merintis sebuah sekolah dengan biaya terjangkau, namun tetap mengedepankan mutu pendidikan yang setara dengan sekolah yang cenderung berbiaya tinggi, “ tegas Ngurah Gede Pemecutan.
Berdiri di tanah seluas 1.792 meter persegi, sedari masa awal kehadirannya, Museum Lukisan Sidik Jari telah berupaya memberikan kontribusi optimal untuk pengembangan edukasi bagi generasi muda. Terbukti melalui beragam kegiatan yang berlangsung di museum ini yang senantiasa  merangkul dan memberi ruang kreasi kepada kolompok-kelompok anak muda mengadakan diskusi, kesenian, workshop, pemutaran film dokumenter, serta berbagai aktivitas lainnya. Museum ini juga menyediakan perpustakaan serta taman bacaan untuk anak-anak dan umum yang bekerjasama dengan Komunitas Nyuh Gading dan Komunitas Sahaja di Denpasar.

Posted via email from youth corner bali

No comments: