Sabtu, 28 Juli 2012, pukul 19.00 wita
Sandyakala Sastra # 23
JAZZ! DARI WENDOKO
Bentara Budaya Bali
Jl. Prof. Ida Bagus Mantra 88-A, by pass Ketewel. Gianyar
Kini Wendoko hadir kembali dengan kumpulan sajak terkininya, Jazz! (KataKita, 2012). Ia memang dikenal sebagai penyair yang berupaya menjelajahi berbagai kemungkinan puitik. Sebagian pengamat menilai karya-karyanya kerap mengeksplorasi lirisisme, ‘bertukar-tangkap’ dengan prosa, atau bahkan bersilangan dengan esai serta aneka teks non-puitik. Tema-tema yang kuat mengemuka pun terbilang beragam, mulai dari Alkitab, dongeng/mitologi, musik, dan sinema. Dalam buku puisi terkininya ini, ia pun secara jeli mengaitkan sajak dengan seni musik, bersinggungan dengan sejarah, iklan, kritik seni, dan resep minuman kopi.
Sudah lama para penyair mencoba menjalinkan hubungan antara puisi dengan hal yang sehari-hari, termasuk sisi kehidupan yang terasa banal sekalipun. Bagaimana seyogyanya para penulis puisi menyikapi hadirnya fenomena ini, agar kuasa menghadirkan karya yang tidak semata puitik serta mengungkap kehidupan manusia, namun juga mampu menyentuh rasa dan melampaui makna umumnya? Dalam seri Sandyakala Sastra #23 kali ini, karya-karya Wendoko berikut perkembangan dunia perpuisian terkini, akan dibahas bersama Arif B. Prasetyo, Tan Lioe Ie serta Wendoko, sekaligus memaknai hadirnya antologi ini. Acara kali ini menampilkan pula musikalisasi dan pembacaan puisi.
Jazz! adalah buku puisi Wendoko yang kelima. Dua buku puisinya, Sajak-sajak Menjelang Tidur (2008) dan Partitur, Sketsa, Potret dan Prosa (2009) masuk dalam shortlist Khatulistiwa Literary Award 2008 dan 2009. Sebagian puisinya telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris dan terbit di bawah judul Selected Poems (2010).
Arif Bagus Prasetyo lahir di Madiun, 1971. Penulis, kurator seni rupa dan penerjemah. Alumnus International Writing Program, University of Iowa, Amerika Serikat. Ia meraih berbagai penghargaan, antara lain: Pemenang II Kritik Seni Rupa 2005, Dewan Kesenian Jakarta, Pemenang I Kritik Sastra 2007, Dewan Kesenian Jakarta, Anugerah “Widya Pataka” 2009 Pemerintah Provinsi Bali, serta Anugerah Puisi CSH 2009.
Selain menulis puisi, Tan Lioe Ie juga melakukan musikalisasi puisi yang dilakukan direkam dalam album Kuda Putih. Puisi-puisinya dimuat antara lain di berbagai media serta tersebar dalam lebih dari 20 Antologi bersama. Buku puisinya Kita Bersaudara, dan Malam Cahaya Lampion (Bentang Pustaka, Jogjakarta, 2005). Karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Belanda, Perancis, Jerman, Mandarin dan Bulgaria. Turut dalam Tasmanian Wrters’ & Readers’ Festival (2003), Festival Sastra di Suriname, Festival Sastra di Africa Selatan, De Winternachten Festival, Baca Puisi di Paris dengan tuan rumah Asosiasi Perancis – Indonesia “Pasar Malam”, serta hadir di acara sastra di Berlin. Ia merintis Band Puisi-Musik BALI PM, baru saja meluncurkan Album Puisi-Musik EXORCISM.
No comments:
Post a Comment