Wednesday, September 26, 2012

Menunda Kenikmatan

lagi lagi aku suka dg tulisan pak Roni ini...
seringkali kita gak sabaran untuk segera menikmati suatu hasil.. yaah ada kalanya kita harus merayakan keberhasilan-keberhasilan kecil untuk mengapresiasi diri & lebih bersemangat lagi untuk mengejar keberhasilan selanjutnya.
Namun, ada seringnya kita berlebihan... terlalu larut dalam menikmati kesuksesan kecil yang malah mmbuat diri kita 'karatan' untuk menuju pencapaian selanjutnya, karena terlena dg kenikmatan yang sudah ada.

sampai dimana kita berpuas diri?
sampai dimana kita bisa menahan diri untuk rela melepaskan ikan kecil, dan bersabar mendapat tangkapan ikan besar..?

via Business and Beyond by roniyuzirman on 9/18/12

Sebuah penelitian dilakukan kepada sekelompok anak-anak di tahun 60-an.

Mereka diberikan coklat. Mereka diperbolehkan untuk memakan coklat itu kapan saja. Tapi, bila mereka mau menunggu 30 menit, mereka akan dapat tambahan coklat 3 kali lipat.

Sebagian besar anak-anak itu langsung memakannya. Sebagian kecil menunggu 30 menit untuk dapat coklat 3 kali lipat.

30 tahun kemudian anak-anak itu diteliti lagi dan hasilnya, anak-anak yang mau menunda “kenikmatan” coklat itu lebih sukses, lebih kaya dan lebih bahagia daripada mereka yang langsung menikmati coklat.

Kesimpulannya, mereka yang sukses biasanya adalah yang mau menunda kenikmatan.

Kemarin saya bertamu ke rumah Pak Tung Desem Waringin. Sebelum bertemu, saya berbincang-bincang dengan Bu Yani, istrinya.

Kami sudah berteman sejak lama, sejak 2002, waktu jaman “susah” dulu.

Bu Yani dan Pak Tung dulu masih naik mobil Panther butut yang asapnya hitam mengepul. Saya dan istri masih di Tanah Abang, belum punya mobil, belum punya rumah.

Pak Tung sering “dilecehkan”, mengajari orang sukses kok dia sendiri belum sukses?

“Padahal sebenarnya kami mampu beli Mercy saat itu. Tapi buat apa? Nanti uang kami habis untuk itu”, tutur Bu Yani.

Kenyataannya sekarang, Pak Tung sudah kaya raya. Propertinya ada di mana-mana. Tapi gaya hidupnya saya perhatikan tidak banyak berubah.

Mobil yang nongkrong di rumah masih sama ketika saya berkunjung beberapa tahun lalu, Mercy Sport dan Alphard. Padahal, menurut saya Pak Tung mampu beli Ferrari atau sekelasnya.

Soal menunda kenikmatan, saya belajar banyak dari Pak Tung. Ia mempraktekkan apa yang diajarkannya.

Bukan berarti kita tidak boleh menikmati hidup ya. Boleh. Tapi secukupnya. Gaya hidup kita harus bisa dibiayai oleh akumulasi aset yang produktif, bukan oleh hutang.

NB: Pak Tung insya Allah akan hadir sebagai salah satu pembicara di Pesta Wirausaha TDA 2013 di JCC nanti.

Badroni Yuzirman
www.manetvision.com
www.roniyuzirman.com
@roniyuzirman


Filed under: Uncategorized

Posted via email from Lindia Palupi

No comments: