Workshop Dunia Keramik bersama seniman Ngurah Oka
Sabtu, 15 September 2012
jam 6.30 pm - 9 pm
di Bentara Budaya Bali
Selain ajang berbagi pengalaman penciptaan melalui workshop, acara ini juga diniatkan sebagai dialog merunut jejak dunia keramik Bali berikut sejarah perkembangannya. Narasumber adalah Anak Agung Ngurah Oka (77), yang semula menekuni seni olah tanah liat ini secara otodidak. Dilahirkan di Badung, 3 Maret 1935, ia bersentuhan dengan dunia keramik sejak tahun 1970-an, berbekal peralatan sangat sederhana dan terbatas. Tahun 1972, ia melakukan studi pembuatan tungku (oven) sendiri, lalu belajar keramik di West Australia Institute of Technology di Perth, kemudian di Bendigo Pottre and Burwood Collage di Victorio. Keramik kreasinya dinilai memiliki gaya yang unik dan otentik, meramu bentuk dunia ikonik Bali dengan ragam dimensi yang mempribadi, di tengah karya-karya menarik lainnya dari para seniman keramik Bali seperti Agus Mulyadi Utomo, I Wayan Mudra, Jane Chen, I Ketut Muka Pendet, I Made Mertanadi, Anak Agung Raka manggis, Anak Agung Ketut Anom, I wayan Patra Budiade, I Wayan Suthawigraha, Dewa Mustika, Diah Eko Putri, Ida Ayu Artayani, Ni Putu Muliawati, Luh Suartini
Mantan staf pertama Fakultas Sastra Universitas Udayana yang kini bermukim di Kapal, Badung ini pernah berpameran Bentara Budaya Jakarta dan Yogyakarta, termasuk di Kerajinan Interior Design Indonesia di Jakarta. Ia juga kerap diundang menggelar eksibisi di banyak negara, antara lain di Los Angeles (Amerika), dan di Niciarita Fukoka (Jepang). Ia berkesempatan melanjutkan belajar di Australia pada W.A.I.T, yang sekarang menjadi Cortland University of Perth, Perth Technology, juga di Melbourne dengan jurusan khusus Gas Kiln Construction Building. Ia pernah membantu merancang interior dan eksterior bangunan Indonesian Embassy di Canbera.
Walau terbilang telah sepuh, Ngurah Oka masih penuh semangat berkreasi, termasuk menawarkan aneka gagasan yang memungkin seni cipta keramik hadir sebagai keseharian masyarakat sebagaimana yang diidamkannya selama ini. Acara worshop dan dialog ini mengawali rangkaian kegiatan berikutnya yang mencoba mengkolaborasikan antara seni rupa dan keramik, antara para perupa Bali dengan Ngurah Oka. Hasilnya direncanakan akan dipamerkan pula di Bentara Budaya Bali.
No comments:
Post a Comment