Sandyakala Sastra #26
PEMBACAAN KARYA SASTRA EMPAT KOTA
Jumat, 5 Oktober 2012 pukul 19.00 wita
Tempat: Bentara Budaya Bali,
Jl. Prof. IB Mantra No. 88-A, by pass Ketewel, Gianyar.
Sebagai bagian dari event internasional Ubud Writers and Readers Festival yang bertema
Bumi Manusia, mengacu salah satu novel tetralogi karya Pramoedya Ananta Toer, Bentara Budaya Bali menggelar Malam Pembacaan Karya Sastra dan Diskusi menghadirkan 4 sastrawan terkini antara lain Guntur Alam (Muara Enim, Sumatera Selatan), Bandung Mawardi (Solo), Mugya Syahreza Santosa (Bandung), serta Benazir Nafilah (Sumenep, Madura).
Guntur Alam, lahir di Tanah Abang, Muara Enim, Sumatera Selatan, 20 November 1986. Cerpen-cerpennya dimuat: Kompas, Tempo, JawaPos, dan lain-lain. Beberapa cerpennya pernah mendapat penghargaan di antaranya 1 dari 10 Cerpenis Terbaik Festival Seni Surabaya 2010, Juara 2 Lomba Cipta Cerpen Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia 2011, Cerpen Pilihan Kompas 2011, dan lain sebagainya.Selain menulis cerpen, ia juga menulis novel.
Bandung Mawardi. Lahir di Karanganyar Jawa Tengah, 18 Januari. Telah mempublikasi tulisan di Tempo, Basis, Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Republika, Suara Pembaruan, Seputar Indonesia, Jawa Pos, Suara Merdeka, Pikiran Rakyat, Kedaulatan Rakyat. Dan menerbitkan buku: Risalah Abad (2009), Sastra Bergelimang Makna (2010), dan Macaisme! (2011). Pengelola Buletin Pawon Sastra, Pengajian Senin, Pengajian Malem Senin, Pengajian Jumat Petang, Bale Sastra Kecapi,Bilik Literasi Solo, Sekolah Literasi Pare.
Mugya Syahreza Santosa nama lain dari Faisal Syahreza. Lahir di Warungkondang, Cianjur 3 Mei 1987. Sempat belajar di Universitas Suryakencana, Cianjur (tidak selesai) dan meneruskan kembali di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung. Antologi puisinya yang pertama Hikayat Pemanen Kentang (2011), kerap keluar sebagai juara dalam beberapa sayembara kepenulisan puisi dan juga diundang acara pertemuan penyair. Selain menulis, kini bekerja sebagai petani kentang di kaki Gunung Wayang, Bandung Selatan.
Benazir Nafilah, lahir di Sumenep, 18 Desember 1988. Alumnus STKIP PGRI Sumenep jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aktif di UKM Sanggar Lentera STKIP PGRI Sumenep. Karya-karyanya pernah dimuat di Buletin Tera, Majalah Sastra Horison, Majalah Kidung Dewan Kesenian Jawa Timur (DKJT), Surabaya Post. Pernah mendapatkan Juara I dalam lomba Cipta Puisi Spontani Daulah STAIN XIII. Terbaik III dalam lomba Cipta Puisi Spontan di IDIA Al-Amien (2010). Juara Harapan I Cipta Puisi nada FM (2010). Antologi bersama: Wanita yang Membawa Kupu-Kupu (2010), kumpulan Essai Politik Budaya danTendensi Konsumtif (2010), PestaPenyair DKJT (2010). Antologi puisinya Benazir Nafilah, Memberi dan Hutan (2011).
No comments:
Post a Comment