Sunday, March 22, 2009

Istana Kuta Galeria - memories

221208
Sore itu, mendung bergelantungan di langit Bali sedari pagi, sesekali rintik hujan bersentuhan dengan bumi, makhluk bumi menerimanya sebagai gejala alam rutin dan adalah peristiwa yang biasa. Namun, sore itu menjadi sore yang tak biasa bagiku setelah kupijakkan kaki untuk kesekian kalinya di Istana masyarakat Kuta ini. Mengapa istana masyarakat Kuta? yaa karena kemegahannya memang layak diberi gelar istana, dan berada di bilangan Kuta-Tuban. Mengapa tak biasa meski itu bukan pertama kalinya aku berkeliling di istana itu, bahkan daerah Kuta Galeria adalah tempat kantor YC berada? Itu terlebih karena feel yang kurasa beda aja, dan sudut-sudut istana kulihat dari perspektif yang berbeda... itu alasan yang muluk-muluknya, kalo alasan sejujurnya sih, karena sore itu aku merasa stagnan banget, penat sekali dengan rutinitas dan bebal pikiranku akan banyak hal yang berkecamuk. Sedang seharian itu aku merasa lumpuh diantara orang-orang yang aktif sekali..di kantor itu. Hehehe, yaa sore itu di istana itu aku menemukan diriku berada di suatu tempat asing yang tak asing, beda yang tak beda...

Sudut-sudut di Istana Kuta Galeria memberikan suatu perasaan yang berbeda. Aku merasa insting lokasiku kacau, aku berjalan tanpa peduli berada di koordinat titik berapa. Istana itu entah mengapa saat itu mengusik kehadiranku di Bali, aku merasa nyaman seperti pergi jauh dari daerah yang kutinggali sedari kecil. Namun begitu aku tersadar dan menemukan diriku masih tetap di lintang dan bujur derajat yang menandakan aku masih di Bali, aku merasa lebih lega. Bertemu dengan orang-orang yang kukenal..di lantai tiga itu, membuatku lebih lega, menemukan diriku berada bersama mereka. Suatu perjalan ke suatu daerah lain sangat menyenangkan, namun kembali pulang adalah suatu hal yang jauh melebihi dari sekedar perasaan menyenangkan itu.

Istana Kuta Galeria memang sangat indah. Berada didalam areal tersebut seolah membuat perasaan kecil, kemegahannya menenggelamkan diri sebagai manusia yang seringkali angkuh untuk hal-hal yang adalah kelemahan yang tak diakui. Bentuk-bentuk meluas, areal kosong yang dikelilingi bangunan berbagai bentuk tanpa pakem Bali, warna-warna bertabrakan, dan gaya arsitektural yang futuristik tradisional Eropa... tiang-tiang tinggi besar kokoh dan ritmis dinamis, hmm sangat indah, simbol ungkapan kebijaksanaan yang ingin dituangkan pada bangunan. Elemen dekoratif yang sebagian besar bertemakan flora dan fauna memberikan keharmonisan manusia dengan alam. Warna-warna serta teksture yang dipergunakan sebagai elemen pelengkap dan pembeda bangunan tetap konsisten pada ritme antar bangunan. Dalam suatu kompleks bangunan, akan ada suatu bangunan yang menjadi pembeda yang sangat mencolok dan kontras, berani menentang sekelilingnya. Disanalah letak kekuatan ritme kontras yang sengaja dibuat. Keseragaman monoton yang berulang dan teratur perlu dibuat hentakan, desain pembeda dan pemberontak yang meruntuhkan perulangan statis, menanggulangi kebosanan.

Pola tata bangunan Istana itu sangat menyenangkan. Pedestrian menjadi point utama, oleh karenanya kenyamanan penataan prana luar adalah prioritas terpenting. Kompleks bangunan yang difungsikan sebagai pertokoan, perkantoran dan juga fasilitas publik sangat arif dijaga seperti layaknya artis yang menjadi daya tarik massa. Namun, diluar dari itu elemen-elemen pendukung lingkungan tetap bisa menyumbangkan kesan tersendiri yang tak kalah mengangumkannya. Seperti misalnya dibeberapa titik terdapat taman mini lengkap dengan kolam dan air pancur yang memberikan kesegaran sekaligus sebagai elemen pelunak. Beberapa food court sengaja menata meja dan kursi di sepanjang jalan setapak, cukup ampuh menjai penyeimbang dan pengisi ruang luar. Sculpture, signed board, fire pomp, genset, garbage basket hingga manhole (penutup lubang selokan) didesain sedemikian rupa sehingga menjadi bagian dari desain. Bahkan disuatu sudut bangunan, instalasi pembuangn AC diberi penutup sekat-sekat kayu seperti pada ciri desain tropis, AC pun mendapat perlakuan spesifik.

Corak trace road diambil dari corak bebatuan padas, sangat teliti sekali pemilihan warna dan teksturenya. Terdapat beberapa corak berbeda dibeberapa lorong yang menjadi pedestrian. Coklat muda, coklat tua, abu-abu hingga hitam legam menjadi pilihan warna utama. Public toilet dibuat di suatu sudut terbuka yang sangat mencolok karena berada ditengah-tengah persimpangan jalan. Namun, toilet itu dibangun disemacam ruang basement, sedang dibagian atasnya dibuat taman dan kolam yang mengisi pranata ruang luar tersebut. Sangat unik, karena akses menuju ke dalam toilet yang langsung terpisah antara toilet pria dan wanita itu serasa menuju ruang bawah tanah yang akan menghadirkan kejutan tersendiri. Sayangnya, khususnya untuk toilet wanita.. dari kelima box toilet yang tersedia, tak satupun yang dapat terkunci. Pintu box tak dibuat rata untuk bisa dikunci, hingga pintu harus diganjal benda lain semisal tempat sampah/tissue bekas agar mau tertutup, hmmm... amat sangat disayangkan.

Ada suatu sudut ruangan yang menurutku sangat menyenangkan. Yaitu disekitar kompleks bangunan Hardrock Radio, yang letaknya cukup terpencil dan dari sejumlah bangunan yang ada baru beberapa saja difungsikan. Kantor dan studio radio Hardrock FM Bali berada tepat dipojokkan, terdiri atas tiga lantai. Dibagian luar terdapat taman kecil. Ada dua buah kursi dan meja taman lengkap dengan payung taman. Aaiiih menurutku disana adalah tempat yang sangat romantis untuk bercengkrama. Bisa banget dimafaatkan untuk pertemuan informal dengan anak-anak muda, gathering radio dsb.nya. tempatnya cukup tenang, jauh dari orang berlalu-lalang. Tinggal ditambah elemen kolam air mancur sebagai elemen air yang melembutkan horison sekelilingnya, dan beberapa titik lampu spotlight... klop banget deh buat event-event kecil semacam firewall party, garden party dll deh.. hehehe

Padahal, secara fisik desain bangunan yang meski sebagai pembangkakangan dari tata aturan IMB di Bali adalah merupakan bangunan yang sangat sempurna. Kompleks ruko yang elegan bergaya Eropa campuran (ada beberapa yang menonjolkan citra arsitekur Jepang dan Bali). Ruang-ruang luar yang cukup mendukung berbagai aktifitas semacam pertunjukkan, bazaar terbuka, garage sale bahkan kegiatan komunitas (panjat tebing, photography, syuting film, outbound games, dll). Areal parkir yang amat-amat-amat sangat luas yang memang disediakan sebagai central parkir di Kuta. Beberapa public facility yang mengakomodir kebutuhan pengunjung. Dan banyak lagi lainya deh. Namun, entah mengapa semenjak awal beroperasinya Istana Kuta Galeria ini dianggap gagal secara manajemen marketing, secara public design, marketing strategic, atau entah lah… sayang banget emang…

No comments: