Kos ku hingar bingar…. Upacara di Pura. Kemaren malam purnama, namun tampaknya malam ini ada odalan pura. Hfff… banyak banget orang2 berkumpul. Bunyi2an gamelan sambung menyambung. Seliweran orang2 ambil ini ambil itu bikin aq gerah ngeliatnya. Motor bergelimpangan serasa tak bertuan. Sesajian bertumpuk ditiap-tiap sudut, menanti giliran untuk dihaturkan. Beberapa orang tampak hanya duduk menanti… gak tau pasti apa yang dinanti. Yang pasti dalam tiap2 upacara sejenis ini gak semua bakal sibuk sembahyang, ngaturan dsb…karena emang flow nya begitu, pasti ada aja yang bakal duduk2, ngobrol, sibuk ma HP (^_^), dll.
Ketika upacara2 begini lah masyarakat disini pada tumpah ruah. Bahkan kerabat yang tengah merantau mengadu nasib & tinggal di pulau seberang or negeri seberang bakal kembali demi hadir di upacara begini. Wajib hukumnya.. ato sanksi masyarakat akan berlaku… dan itu berat, sanksi moral!
Yang hendak kusoroti… berkenaan dengan beberapa hari lalu ketika aq hendak kembali ke Denpasar sedari Nusa Dua. Malam itu, ketika aku melintasi kuburan besar di kampial… mataku tergoda untuk berkomentar dalam hati mengenai beberapa umbul2 tinggi besar yang tak pada tempatnya. Disisi gerbang kuburan yang tepat berada di jalan utama di Kampial itu tertancap beberapa umbul2 produk minuman keras yang sudah memasyarakat. “....wah, sebegini pesatnya ya penjor yang berdaptasi dengan jaman..? ampe berubah jadi umbul2 produk perusahaan…?”, selintas pikiran nakalku beradu, mencoba memplesetkan maksud berdiri tegaknya umbul2 yang merah merona berkibar di sana dengan congkaknya. Hipotesa terkuatku menyimpulkan kalo telah ada, or sedang ada rangkaian upacara di kuburan tersebut yang di sponsori produk miras tersbut yang meminta kompensasi pemasangan umbul2 di areal sana. Mengingat kuburan Kampial itu cukup besar, apalagi bersanding dengan Pura Desa Bualu yang banyak penyungsungnya… wah, efektif banget tuh buat promosi marketing (pemikiran marketingku langsung terasah secara alamiah….^_^, aq langsung mencari2 celah2 lainnya buat ceruk promosi yang potensial & efektif, hehehe).
Lantas, alur memoriku menjalar pada kegiatan yang “dulu” aq & seorang teman yang nyemplungin aq didunia event, pernah handle. Seorang klien dari perusahaan motor yang kami pegang event2nya, yang waktu itu mereka mengajukan (or kayaknya siy itu ide temenku itu..) program “Y _ _ _ _ _ Masuk Banjar”. Acaranya simple banget. Support acara banjar, ngasi sumbangan dana punia uang cash, alat2 kebersihan buat banjar or menyesuaikan kebutuhan banjarnya ma bikin acara seru2an di banjar bersangkutan…. Program itu menggaet sekian banjar di berbagai kota di Bali. Gak hanya perusahaan motor itu aja sih yang masuk bikin acara2 di Banjar2, kayak provider2 kartu selular, minuman, rokok dan lain sebagainya juga bejibun berebut mensupport acara banjar. Sama2 untung lah… banjar perlu support dana or lainnya, sponsor butuh publikasi promosi (marketing). Ada penjual ada pembeli.. maka ceruk pasar otomatis langsung tercipta dengan sendirinya.
Ada lagi…. Pihak2 sponsor yang mulai memasukkan program2 mereka sebagai bagian dari kegiatan sakral adat, seperti ngaben massal yang disponsori suatu perusahaan tertentu. Wah upacara2 apa lagi niy yang bakal disasar buat publisitas & arena bermain para sponsor?! Acara2 teruna-teruni….akh ini mah gak usa dibahas, anak2 muda banjar jago banget & gesit banget dapet sponsor untuk acara2 mereka. Bazaar2 banjar juga pada dimodif2, kreatif banget emang untuk bisa merayu sponsor supaya loyal & royal. Tapi sponsor tetep sponsor, insting marketing mereka lebih terasah untuk bisa memilah2 mana-mana yang menguntungkan buat mereka. Acara nyepi… bikin ogoh2nya yang ngabisin berjuta2, yang pintar sebagian biaya pembuatannya itu didanai dari sponsor perusahaan.
Nah kalo begini ada yang salah or ditunggangi (berat sebelah…)? Nggak juga… simbiosis mutualisme niy, kalo dilihat kasat mata. Kalo dilihat dari nalar yang jadi tolok ukur berkembangnya budaya & cikal bakal tumbuhnya peradaban, dilihat dari hal-hal yang “tek terlihat”…. Ini jelas2 bukan bagian dari “konsumsi” budaya… kepentingan sales marketing & adalah juga berarti masuknya kepentingan2 komersil menjadi sisi yang patut dipertanyakan. Pun juga patut mempertanyakan gimana siy cara berfikir masyarakat yang mau-maunya acara2 sakral bin sifatnya personal (meski dalam lingkup keluar besar…) seperti itu disusupi kepentingan2 komersil..??
“Kalo bisa memberi manfaat & gak terlalu merugikan, why not….?!!!” Yaaaa banyak banget kan slogan begitu dikobarkan?! Hay hay hay… ni qta2 uda pada gak malu ya “jual diri”?! Huh!
Nilai2 filosofis yang tersirat dalam upacara2 & kegiatan2 adat itu yang harusnya jadi perenungan… saking kreatifnya, ato saking ngegampanginnya… ampe2 mau beribadah kudu disupport ma pihak lain. Aq gak berbicara tentang budaya Bali aja, aq sebagai muslim sama aja kok juga menemukan hal2 yang seperti ini…. Tengok aja sunatan massal, ato perusahaan2 yang memberi hadiah berangkat Haji gratis dsb nya deh… akh. Semiskin itu ya qta, sekekurangannya itu ya qta….?????
No comments:
Post a Comment