Tuesday, December 15, 2009

Peran Perpusda untuk Menumbukan Cinta Bahasa Daerah

Kebudayaan nasional bersumber dari kebudayaan-kebudayaan daerah di seluruh Tanah Air Indonesia yang paling menonjol dan berpotensi menjadi ciri khas/jati diri bangsa Indonesia. Kebudayaan daerah antara satu dengan daerah lainnya beraneka ragam dan memilki ciri khas tersendiri. Bali sebagai daerah pariwisata dianugerahi kekayaan budaya yang sangat berlimpah. Kekayaan budaya daerah Bali yang menjadi kebanggaan negeri diantaranya berasal dari seni lukis, seni ukir, seni musik, seni tari, karya sastra (cerita-cerita) daerah, permainan tradisional, bahasa daerah, adat istiadat, kepribadian masyarakatnya dan lain sebagainya.

Peranan bahasa daerah sangat penting sebagai media komunikasi baik verbal maupun non-verbal. Melalui bahasa dapat diketahui karakter suatu bangsa. Melalui bahasa warisan budaya dapat dilestarikan pada generasi penerus. Melalui bahasa dapat digali beragam potensi budaya daerah yang masih tersimpan. Melalui bahasa terjalin interaksi yang akrab dan kekeluargaan didalam masyarakat. Melalui bahasa menunjukkan penghargaan dan kebanggaan yang mendalam terhadap budaya bangsa sendiri. Oleh karenanya, bahasa daerah perlu diwariskan kepada generasi muda secara turun temurun untuk melestarikan budaya daerah yang berpotensi menjadi budaya nasional.

Pengenalan bahasa Bali sejak masih anak-anak akan lebih mudah diserap dan akan menjadi kebiasaan hingga mereka dewasa kelak. Pengaruh keluarga, lingkungan dan sistem pendidikan anak-anak akan mendukung tumbuhnya kecintaan anak terhadap bahasa daerah atau bahasa Bali. Hal tersebut akan lebih efisien apabila didukung oleh tersedianya buku-buku bacaan berbahasa Bali. Buku-buku berbahasa Bali yang diperuntukkan bagi anak-anak yang masih dalam tahap pemula atau pengenalan bahasa Bali haruslah menarik dan mudah difahami.
Buku-buku cerita berbahasa Bali yang ditujukan bagi anak-anak saat ini masih kurang diminati sebagai bacaan pilihan. Hal ini disebabkan penyusunan buku-buku tersebut lebih mengutamakan isi cerita dan kurang memperhatikan daya tarik buku. Untuk menumbuhkan minat baca anak-anak terhadap buku-buku berbahasa Bali baik yang berupa pelatihan berbahasa Bali, cerita-cerita dari daerah Bali, kamus bahasa Bali, kekawin, kesusastraan Bali dll. perlu dilakukan pendekatan berdasarkan minat anak-anak dan disesuaikan dengan dunia anak-anak.

Cerita-cerita dari daerah Bali dengan menggunakan bahasa Bali akan lebih membuat anak-anak tertarik untuk membacanya apabila disertai dengan ilustrasi menarik yang dapat membangkitkan imajinasi mereka. Selain itu, dengan adanya ilustrasi tersebut dapat memberikan gambaran tentang isi cerita yang tersurat dalam cerita berbahasa Bali tersebut. Anak-anak lebih tertarik pada buku-buku yang banyak gambar daripada isi ceritanya. Komik berbahasa Bali dapat menarik minat baca anak-anak. Mereka akan dengan mudah menyerap kosa kata bahasa Bali melalui buku-buku komik berbahasa Bali tersebut. Dengan demikian, akan menumbuhkan rasa ingin tahu yang mendalam terhadap isi buku dan semakin menggugah kecintaan mereka terhadap bahasa Bali.

Selain itu, penerapan buku bergambar juga dapat diaplikasikan pada buku-buku pelatihan berbahasa Bali. Saat ini buku-buku pelatihan berbahasa Bali untuk anak-anak masih sangat minim dan kualitas isinya masih perlu untuk ditingkatkan lagi. Kamus-kamus bahasa Bali yang memudahkan menghafalkan kosakata bahasa Bali pun masih langka dan kurang lengkap.
Pengajaran berbahasa Bali di lingkungan sekolah pun akan sangat mendukung tumbuhnya rasa cinta terhadap bahasa daerah sendiri. Pengadaan buku-buku berbahasa Bali dapat menjadi sarana yang praktis untuk memudahkan pengajaran bahasa Bali pada anak-anak. Seiring dengan meningkatnya minat baca tulis pada anak-anak, maka buku-buku berbahasa Bali akan menjadi media yang tepat untuk lebih mengenal budaya daerah Bali. Anak-anak akan lebih terbiasa berkomunikasi dalam bahasa Bali baik dengan keluarganya ataupun sesama teman-temannya.

Perpustakaan Daerah Bali merupakan salah satu sarana penting berkaitan dengan menumbuhkan kecintaan terhadap budaya daerah Bali. Penyediaan buku-buku bacaan berbahasa Bali perlu untuk ditambah, khususnya buku-buku cerita berbahasa Bali yang menarik dan diminati anak-anak. Lingkungan yang kondusif akan sangat mendukung terwujudnya ajeg Bali di masyarakat. Perpustakaan daerah Bali sebagai salah satu icon penting untuk melestarikan warisan budaya daerah Bali harus lebih aktif menciptakan suasana dan lingkungan yang bercitrakan budaya Bali. Selain itu, perlu pula diadakan kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan kecintaan terhadap budaya daerah Bali secara rutin.
Buku-buku berbahasa Bali akan sangat mubazir apabila tidak disosialisasikan secara langsung untuk menarik minat baca anak-anak. Dengan adanya lomba-lomba seperti masatwa/bercerita berbahasa Bali, makidung, menulis cerita berbahasa Bali, meceritakan resensi buku berbahasa Bali dan lain sebagainya diharapkan akan mampu merangsang keinginan anak-anak untuk mempelajari budaya daerah bali dan menjadi motivator untuk memperkaya pengetahuannya terhadap budaya daerah Bali. Selain itu, melalui kompetisi tersebut dapat diketahui tingkat peguasaan dan pemahaman terhadap budaya Bali pada anak-anak.

Permasalahan yang umum terjadi pada perpustakaan adalah keterbatasan koleksi buku-buku dan juga kurangnya pengunjung. Walaupun, minat baca masyarakat khususnya anak-anak masih cukup tinggi namun perlu dilakukan visualisasi secara langsung dan intensif untuk lebih menarik minat pengunjung untuk membaca atau meminjam buku di perpustakaan. Untuk itulah, perpustakaan daerah Bali perlu melakukan tindakan persuasive secara langsung. Misalnya bekerjasama dengan sekolah-sekolah untuk mengadakan kegiatan rutin di perpustakaan. Seperti kegiatan study school (kunjungan sekolah), membaca bersama di perpustakaan, mendongeng, bercerita dan meresensi buku-buku cerita yang nantinya dapat menimbulkan minat baca anak, belajar kelompok dan masih banyak lagi kegiatan lainnya yang dapat dilakukan. Dengan demikian, anak-anak tidak akan canggung untuk membaca di perpustakaan. Selain itu, perpustakaan pun dapat menyediakan fasilitas pendukung seperti taman bermain dan belajar bagi anak-anak. Sehingga, dapat dimanfaatkan pula sebagai tempat hiburan dan rekreasi keluarga yang menghibur dan mendidik. Perpustakaan akan lebih familiar dengan masyarakat khususnya anak-anak apabila tidak terlalu menonjolkan kesan formal.

Dengan adanya program khusus untuk keluarga tersebut, akan lebih mudah untuk menanamkan rasa cinta terhadap budaya daerah Bali pada khususnya dan budaya nasional. Peranan keluarga sangat besar untuk menumbuhkan minat baca tulis pada anak-anak sejak dini. Oleh karena itulah, perlu diadakan kegiatan membaca bersama keluarga di perpustakaan yang akan menjadi daya tarik tersendiri di perpustakaan daerah bali ini. Pendekatan melalui keluarga ini dapat menciptakan suasana kekeluargaan yang akan lebih mempertebal rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri. (Lind)

No comments: