Tuesday, December 15, 2009

Ragam Hias dalam Arsitektur Bali (#3)

Arsitektur Bali dikenal dunia luar adalah karena keunikannya. Unik tidaklah harus berarti lebih baik daripada yang lain. Dalam penilaian unik terkadang sesuatu maksud bahwa Bali lain daripada yang lain. Bali mempunyai nilai-nilai khusus yang didaerah lain tidak dijumpai hal tersebut. Arsitektur Bali merupakan pengejawantahan dari filosofi dan budaya masyarakat Bali. Dalam bangunan Bali sarat akan makna dan filosofi yang dipengaruhi oleh agama dan kepercayaan masyarakat Bali. Selain itu, wujud ekspresi seni ditampilkan dengan indah pada bangunan Bali tersebut. Cita rasa seni tersebut tak hanya menyajikan keindahan, tetapi juga keharmonisan bentuk, warna dan material penyusunnya. Hal ini dikarenakan wujud arsitektur yang kaya seni tersebut berpedoman pada alam dan kehidupan sebagai sumber inspirasinya.

Ragam hias arsitektur Bali tak hanya menampilkan keindahan dan cita rasa seni semata, namun juga mempunyai fungsi-fungsi lainnya, diantaranya yaitu:
1. sebagai elemen dekoratif bangunan
2. sebagai penunjang struktur dan konstruksi bangunan
3. sebagai simbol status sosial masyarakat
4. menunjukkan fungsi bangunan
Keanekaragaman bentuk ragam hias Bali menyiratkan makna yang mendalam baik secara eksplisif maupun implisif.


1. Ragam hias sebagai Elemen Dekoratif Eksterior dan Interior Bangunan
Sesuai dengan fungsi utama ragam hias yaitu sebagai elemen dekoratif yang menambah nilai estetika bangunan. Fungsi ragam hias sebagai unsur estetika bangunan dapat ditunjukkan melalui bentuk, warna, tekstur, bahan/material penyusunnya serta unsur seni yang terpadu dengan harmonis. Penggunaan ragam hias ini dapat mengkomunikasikan “bahasa khusus” pada bangunan. Misalnya diatas Kori agung dihiasi ornament Kala sebagai putra Ƨiwa, Candi Bentar sebagai simbol mulut ternganga, Candi Kurung sebagai simbol dari klep (cadik kerongkongan).

Ragam hias sebagai ornamen eksterior bangunan menyatu dengan lingkungan sekitarnya. Pada umumnya, bangunan Bali lebih menonjolkan pengolahan eksterior bangunan daripada interiornya untuk menunjukkan kesan keterbukaan dan status sosial penghuninya. Sedangkan, ragam hias pada interior bangunan lebih dimaksudkan untuk menimbulkan suasana alam Bali yang indah, tenang, damai dan sejuk.


2. Ragam Hias sebagai Struktur dan Konstruksi Bangunan
Cita rasa seni pada arsitektur Bali tak hanya ditampilkan pada ragam hias sebagai elemen dekorasi semata. Tapi, cita rasa seni arsitektur Bali juga diaplikasikan pada elemen-elemen struktural bangunan. Misalnya, pada pondasi bangunan, tiang penyangga, bahkan pada konstruksi atapnya. Elemen-elemen bangunan tersebut merupakan kesatuan yang padu.
(Lind)

No comments: