Friday, January 08, 2010

Analisa & Rekomendasi Perencanaan Akustik pada Ruang Perpusda Bali

Tulisan ini masih berkaitan dengan 3 tulisanku sebelumnya... yaitu tentang kajian karakteristik akustik pada ruang perpustakaan daerah Bali...
Tulisan ini sebenernya satu paket dan kususun menjadi satu kajian aritektural untuk tugas kulaihku (dulu ^_^)

Analisis Akustik pada Ruang Perpusda Bali
Pada beberapa ruang dalam perpustakaan tidak dilengkapi dengan akustik ruang yang khusus untuk menciptakan suasana ruang yang tenang, karena suasana tersebut dapat diciptakan oleh pengunjung sendiri, misalnya dengan tidak membuat kegaduhan di dalam ruangan. Penggunaan plafon terbuat dari bahan asbes yang menyerap bunyi dan dinding batu bata yang memantulkan bunyi. Sedangkan lantai memakai bahan tegel, tanpa adanya karpet sebagai lapisan (kecuali pada ruang baca anak) dan atribut akustik ruang. Pada dasarnya ruang baca pada perpustakaan ini terbuat dari bahan yang sama tanpa lapisan penyerap bunyi, kecuali pada ruang baca anak yang menggunakan karpet dan tirai sebagai penyerap bunyi.


Rekomendasi Perencanaan Akustik pada Ruang Perpusda Bali
Dengan melihat keadaan ruang yang telah dianalisis tersebut dapat dikemukakan bahwa disain akustik ruang pada perpustakaan memerlukan sedikit perbaikan agar diperoleh suasana yang tenang dan nyaman. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menambahkan peredam pada lantai dengan menggunakan karpet (seperti pada ruang baca anak). Sedangkan untuk akustik dalam ruang dapat digunakan penyekat sehingga bagian dalam ruang tidak saling berhubungan.
Dengan disain dan penempatan ornamen, mebel, atau dengan pemasangan peredam (diffuser) yang tepat, maka ruang akan mempunyai RT60 yang sesuai dengan kebutuhan.
Selain kebisingan dari dalam ruang sendri, ada juga kebisingan yang bersumber dari luar gedung. Bising dari luar gedung dapat direduksi dengan pemanfaatan elemen lansekap secara maksimal, yaitu :

1. Pagar penghalang
Terbuat dari tembok yang dapat memantulkan suara dari luar gedung, misalnya kendaraan bermotor. Dilihat dari segi bahan yang digunakan, memeng sudah baik, tetapi dari segi kontinuitas kurang karena pagar terdapat lubang yang menyebabkan suara bisa masuk Selain kontinuitas, ketinggian pagar kurang tinggi.

2. Vegetasi
Pada luar dan dalam pagar terdapat rumput dan pohon-pohon kecil yang berfungsi sebagai buffer dari bunyi. Pohon-pohon yang berdaun lebat memang kurang sehingga fungsi sebagai buffer pun kurang.

3. Sempadan / jarak gedung terhadap sumber bunyi
Karena berada di pinggir jalan raya berkepadatan tinggi, maka gedung perpustakaan didirikan jauh dari jalan raya (menjorok kedalam). Sehingga tingkat kebisingan didengar rendah di dalam ruangan perpustakaan.

4. Lapisan permukaan
. Permukaan tanah gedung ini hampir seluruhnya tertutup oleh paving block yang kurang baik untuk mereduksi bunyi dan sebaliknya akan lebih meningkatkan kebisingan.

5. Ketinggian bangunan terhadap sumber bunyi
Untuk mereduksi bising, maka gedung tersebut didirikan lebih tinggi dari jalan raya.Hal ini kurang baik karena bangunannya tinggi tidak didukung oleh pagar yang tinggi. Jika pagar tinggi dan dekat dengan jalan, maka sudut deviasinya besar sehingga bangunan tidak terkena bising dari jalan raya.
(Lind)

No comments: