tibatiba tampak dihadapanku dua gadis kecil yang tengah bercanda ria, riang sekali. Bahkan mereka tak sadar kalau aku sedang mengamati mereka.
Interaksi bahagia itu menjalarkan bahagia. Melihat mereka bercanda ria, sesekali tawa tawa kecil meledak meramaikan suasana. Sesekali si gadis berkuncir menggelitik gadis bertubuh mungil dan mereka mulai tertawa tawa bersama.
Bahagia itu sederhana. Bukan karena kamu, bukan karena dia, bukan karena mereka, bukan karena apa atau mengapa.
Bahagia itu keputusan terhadap pilihan... pilihan untuk berbahagia atau tidak. Dan keputusan itu ditentukan oleh diri kita. Bisa jadi saat saat ini awan kelabu menemani hari hari kita, pilihan untuk bahagia itu ada di tangan kita.
Aaah aku menggunakan kata 'kita' seolah aku mengikut sertakan dirimu dalam pernyataan personal ku ini. Tak mengapa jika engaku menolak untuk masuk dan menyetujui pemaknaan ku ini. Kita adalah apresiasi ku bahwa ada diri ku dan diri mu ada dalam suatu ruang dan waktu. Seolah aku hendak berkata...aku bersama mu, selalu bersama mu meski ruang dan waktu tak selalu sama. Untuk itulah kusebutkan 'kita', itu adalah aku dan kamu. Aku yang menghargai keberadaan mu, karenanya aku tak ingin membuat konteks bahwa kita adalah satu... aku tetap aku saja, kamu tetap kamu saja, karena diantaranya lah maka ada ''kita", suatu bentuk kebersamaan. atau setidaknya begitulah aku memaknainya...
Interaksi bahagia itu menjalarkan bahagia. Melihat mereka bercanda ria, sesekali tawa tawa kecil meledak meramaikan suasana. Sesekali si gadis berkuncir menggelitik gadis bertubuh mungil dan mereka mulai tertawa tawa bersama.
Bahagia itu sederhana. Bukan karena kamu, bukan karena dia, bukan karena mereka, bukan karena apa atau mengapa.
Bahagia itu keputusan terhadap pilihan... pilihan untuk berbahagia atau tidak. Dan keputusan itu ditentukan oleh diri kita. Bisa jadi saat saat ini awan kelabu menemani hari hari kita, pilihan untuk bahagia itu ada di tangan kita.
Aaah aku menggunakan kata 'kita' seolah aku mengikut sertakan dirimu dalam pernyataan personal ku ini. Tak mengapa jika engaku menolak untuk masuk dan menyetujui pemaknaan ku ini. Kita adalah apresiasi ku bahwa ada diri ku dan diri mu ada dalam suatu ruang dan waktu. Seolah aku hendak berkata...aku bersama mu, selalu bersama mu meski ruang dan waktu tak selalu sama. Untuk itulah kusebutkan 'kita', itu adalah aku dan kamu. Aku yang menghargai keberadaan mu, karenanya aku tak ingin membuat konteks bahwa kita adalah satu... aku tetap aku saja, kamu tetap kamu saja, karena diantaranya lah maka ada ''kita", suatu bentuk kebersamaan. atau setidaknya begitulah aku memaknainya...
No comments:
Post a Comment