Thursday, February 16, 2012

Peluncuran Buku 'Karena Aku tak Lahir dari Batu' | Minggu, 19 Feb. 2012 pukul 7pm di Bentara Budaya Bali

Karen_aku_tak_lahir_dari_batu

BUKU ‘KARENA AKU TAK LAHIR DARI BATU’ OLEH 100 SASTRAWAN SE-INDONESIA DILUNCURKAN!


Di sela-sela merampungkan buku Antologi Cerpen Sastrawan Bali Lintas Generasi yang rencana akan terbit tahun depan ( 2013 ), Sastra Welang Publisher (SWP) kini meluncurkan sebuah antologi puisi 100 puisi penyair Indonesia dengan tema Ibu. Buku ini adalah  wujud apresiasi pada sosok Ibu se Indonesia yang telah memberikan banyak pengorbanan demi berputarnya roda kehidupan di zaman yang serba sulit di negeri ini sekarang.


Proses pengerjaan buku ini relatif cukup lama, dari proses  pengumpulan naskah se Nusantara, proses pengkurasian, hingga  proses percetakan dan lain – lain memakan waktu kurang lebih  dua tahun terhitung program dimulai pada bulan April 2010. Satrio Welang, penggagas program ini sempat dikagetkan dengan banyaknya jumlah karya yang masuk ke meja redaksi. “Saya tak menduga, begitu banyak yang antusias dan tertarik pada kegiatan ini,” ungkapnya penyair dan dramawan yang banyak berproses di Bali ini. Selama rentang waktu tersebut, redaksi telah menerima 356 puisi dari 356 penyair dari seluruh Indonesia.”


Setelah melalui proses yang panjang dan melelahkan, dewan kurator yang terdiri dari Warih Wisatsana , Oka Rusmini dan Moch Satrio Welang, menetapkan 100 karya puisi terpilih. Keseluruhan karya ini kemudian diterbitkan dengan judul “KARENA AKU TAK LAHIR DARI BATU” oleh Teater  Sastra Welang dengan divisi penerbitannya yakni Sastra Welang Publisher


Sebagai bentuk apresiasi setiap sastrawan yang karyanya terpilih dalam buku ini, penerbit mengirimkan 2 eksemplar buku. “ Buku ini merupakan wujud cinta kita para sastrawan pada pengorbanan para Ibu dalam membuat roda kehidupan di  muka bumi ini  berputar. Bayangkan  betapa  sulitnya para Ibu mengelola agar dapur tetap mengepul dengan  harga barang – barang  yang membumbung tinggi”, ujar Satrio Welang.  Buku ini juga diharapkan dapat diapresiasi oleh masyarakat   luas dengan kecintaan terhadap kesusastraan . “Semoga buku ini bisa diterima masyarakat, dan memberi arti bagi kampanye apresiasi jasa - jasa  Ibu tahun ini, semoga juga masyarakat  Indonesia lebih gemar membaca karya – karya kesusastraan Indonesia, yang sesungguhnya tidak kalah dari negara - negara lain. Indonesia memiliki kebudayaan sastra yang amat memukau selain sarat keindahan, sastra Indonesia banyak mengangkat tema – tema humanisme dan sosial yang sangat penting menjadi penyadaran kepada kaum pemegang kekuasan agar  tidak sewenang - wenang, ” tambah Welang. Buku ini dibandrol hanya dengan harga Rp. 35.000,-. Sementara keuntungan penjualan buku akan dipergunakan untuk mendukung kerja-kerja penerbitan Sastra Welang Publisher ke depannya. Juga guna memberi support pada gerakan seni, sastra, literasi dan budaya di Bali khususnya dan di Indonesia pada umumnya.


Peluncuran Buku ini akan digelar di Bentara Budaya Bali pada hari Minggu, 19 Februari 2012 pukul 7 malam.  Akan digelar  pula diskusi Ibu dalam Film,Sastra  dan Seni Rupa dengan pembicara sastrawati Oka Rusmini dan  moderator oleh sastrawati Purnamasari. Acara akan dimeriahkan dengan pembacaan puisi dalam buku ‘Karena Aku Tak Lahir dari  Batu’ oleh Agung Eksa Wijaya, Wayan  Sunarta, Ayu Winastri, Irwan  Bajang,Joan Valentina, Didon Kajeng, dll. Juga penampilan music blues oleh Yoga Fitrana Cahyadi, Musikalisasi  puisi oleh  Teater Merah, Dadi Reza Pujiadi dan Teater Saet UNHI Bali. Penampilan pentas drama oleh Teater Autentik - SMP Santo Yoseph Denpasar , sajian dramatisasi puisi oleh Teater Orok Universitas Udayana dan penampilan stand up comedy tema Ibu oleh Syahrul Ardyansyah Teater Topeng SMA 2 Denpasar. Sebelumnya, acara akan dibuka dengan pemutaran video klip  Ibu oleh Ayu Laksmi dari album Svara Semesta.    


Sastra Welang Publisher berkedudukan di Bali, berupaya menerbitkan karya sastra baik puisi , cerpen maupun novel. Buku terbitan pertamanya adalah Desa Kala Patra, Kumpulan Naskah Drama Temu Teater Mahasiwa Nusantara 7. Semoga langkah kecil ini, dapat menjadi bara kreatifitas bersama bagi setiap insan kreatif di Indonesia!

 


MENGENAI BUKU


Karena Aku Tak Lahir dari Batu
( Antologi 100 Puisi Tema Ibu Se Indonesia )
Kurator : Oka Rusmini , Warih Wisatsana, Moch Satrio Welang
Desain Sampul : Eko Bayu Saputra
Tata Letak : Yayan Triyansyah
Pemeriksa Aksara : Irwan Bajang
ISBN : 978-602-9149-56-2
Penerbit : SASTRA WELANG PUBLISHER


ENDORSEMENT BUKU KARENA AKU TAK LAHIR DARI BATU



IBU merupakan tema universal yang tak habis-habisnya diungkapkan para penyair. Tema ini akan tetap menarik karena setiap penyair selalu mempunyai sudut pandang yang berbeda. Dalam antologi puisi ini kita akan melihat bagaimana tema ibu diungapkan para penyair Nusantara dengan cara dan sudut pandang yang berbeda-beda itu.

                                                                                                Acep Zamzam Noor, penyair

 

 ----

 

DALAM khazanah kesusastraan Indonesia, Sebutlah yang paling terkenal sajak "Ibu" karya Zawawi Imron, sosok ibu senantiasa hadir sebagai representasi dari muasal yang dirindukan, cinta dan kemurnian kasih sayang, sesuatu yang kian langka di tengah realitas kekinian. Sejumlah karya dalam antologi ini kiranya bergerak dengan gagasan semacam itu. Ibu yang hadir dalam berbagai metafora dengan berbagai gagasan kesadaran dan ekplorasi tematik yang menarik. Saya kira, antologi puisi yang sepenuhnya meletakkan ibu sebagai tema pokok ini, bisa turut mewarnai keragaman tema dalam dunia perpuisian Indonesia. Terlebih dalam konteks hari ini ketika semua orang kian menyangkal ibu sejarah dan tradisinya, seperti Malinkundang.   

                                                                                                       Ahda Imran, penyair dan esais

 

 

 

 

 ----

 

IBU adalah puisi itu sendiri. Ibu lah tempat berangkat segala insan. Dari keteduhan rahim ibu kkita ke luar menemui dunia yang indah dan pedih ini. Buku seratus puisi buat ibu, pada dasarnya adalah seratus ungkapan akan indah dan pedihnya dunia yang dihayati seorang anak manusia sebagai persembahan pada pada asal-usul mereka, Sang Ibu. 

                                                                                                           Agus R. Sarjono, Penyair
                                                                                                           Pemimpin Redaksi Jurnal Kritik

                                                                                                  


 

 

 ----

 

PUISI -puisi dalam kumpulan puisi Ibu ini sangat dapat diduga, yaitu hampir semua bergaya liris melankolik. Kelihatan betul niat penyairnya untuk menjunjung sosok Sang Ibu. Tentu niat baik seperti ini patut kita hargai. Akan tetapi, harus dibedakan antara “ibu” sebagai sosok human dari “ibu” sebagai tanda bahasa.  Pada tahap pertama, menurut saya, kesusastraan tidak berurusan dengan sosok human ibu, melainkan dengan tanda-tanda bahasa yang disepakati sebagai “ibu”. Dengan kata lain sosok ibu dalam puisi-puisi ini adalah tanda bahasa “ibu” yang mencoba membawakan sosok human ibu ke dalam wacana. Namun harus diingat bahwa kesusastraan barulah bisa mencapai tahap kedua, dalam konteks tema buku ini, yaitu meng-ada-kan sosok ibu sebagai human, jika tahap pertama telah dilewati. Apakah telah demikian? Mari kita nikmati dan pikirkan bersama.  

                                                                                                          Pranita Dewi, Penyair Bali 
                                                                                                          Penulis Buku ‘Pelacur Para Dewa’

 

 

 

 ----


MEMBACA puisi-puisi ini, kita diingatkan : betapa masih ampuhnya kata-kata disusun untuk menguliti hati dan pikiran. Itu sebabnya : puisi tetap ditulis.Untuk memberi jendela kecil bagi kehidupan yang makin mekanis ini.

                                                                            

                                                                              Oka Rusmini, Sastrawan Bali 
                                                                             
Kurator buku puisi ‘Karena Aku Tak Lahir Dari Batu’

 

 

 

 ----

BUKU puisi ini menghadirkan dunia perempuan dalam berbagai perspektifnya, baik sebagai sosok simbolis atau figur sehari-hari, bertutur perihal pergulatan kaum Ibu di tengah budaya patriaki yang dirasa tidak adil. Beberapa diantaranya berhasil memadukan kekuatan gagasan dan keelokan bahasa yang terjaga, memberi insprirasi dan mencerahkan. 

   

                                                                            Warih Wisatsana , Sastrawan Bali
                                                                            Kurator Buku ‘Karena Aku Tak Lahir Dari Batu’

 

 

 

 ----

 

DAFTAR 100 SASTRAWAN BUKU KARENA AKU TAK LAHIR DARI  BATU
http://www.facebook.com/notes/moch-satrio-welang/daftar-100-penyair-dalam-antologi-100-puisi-tema-ibu-se-indonesia/10151058674610117


Salam Hormat,


MOCH SATRIO  WELANG


Email : mochsatriowelang@gmail.com
No HP: 0878 6022 9862


Posted via email from youth corner bali

No comments: