Friday, March 09, 2012

Saresahan Wartawan Budaya di @BentaraBudaya BALI bersama @rofiqihasan & Prof. Wayan Dibya

Saresahan_wartawan_budaya

Sarasehan Wartawan Budaya
Sabtu, 10 Maret 2012
Pukul 18.00 Wita

Sebagai daerah yang tersohor dengan aktivitas seni dan budayanya, Bali memperoleh liputan yang luas dari media massa. Namun kerap yang mengemuka adalah pemberitaan-pemberitaan yang bersifat permukaan, di mana seni budaya cenderung lebih dikaitkan dengan kepentingan pariwisata. Padahal tidak sedikit seniman-seniman tradisi dan modern yang terus bersetia mencipta dan menghasilkan karya-karya mumpuni, bahkan terbilang masterpiece.

Hal tersebut antara lain disebabkan oleh kurangnya pemahaman dari para pemburu berita perihal latar historis dan sosial yang menyertai dinamika perkembangan seni budaya di Bali. Sebagai akibatnya aktivitas budaya mumpuni tersebut cenderung didukung oleh kalangan tertentu saja, dan kurang melibatkan masyarakat luas, serta diapresiasi sebatas demi kepentingan pariwisata saja.

Menimbang masalah tersebut, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar bekerjasama dengan Bentara Budaya Bali menyelenggarakan serangkaian sarasehan wartawan budaya, yang bertujuan meningkatkan pemahaman para jurnalis dan penulis mengenai aktivitas seni budaya di Bali secara komprehensif dan mendalam, serta mengupayakan langkah-langkah peningkatan kualitas peliputan. Tampil sebagai narasumber untuk kali pertama ini adalah Rofiqi Hasan (Ketua AJI Denpasar) dan Prof. Wayan Dibya (budayawan, seniman dan mantan Rektor ISI Denpasar).

Selain sebagai Ketua AJI, Rofiqi Hasan kelahiran Sleman, 15 September 1969, juga pernah sebagai wartawan Harian Nusa (1996-1999), Koresponden Tempo (1999-2011) serta Koresponden CVC Network (2004-2010). Lulusan Fisipol UGM dan anggota dalam Komunitas Jurnalis Peduli AIDS ini juga menulis berbagai buku dan esai-esai budaya.

Prof. Wayan Dibya dikenal sebagai seniman dan budayawan yang kerap tampil dalam berbagai event penting nasional dan internasional. Karya-karya tarinya dan seni pertunjukan lainnya telah mewarnai dinamika kesenian di Bali. Ia juga kerap mempresentasikan gagasan-gagasan seni budayanya melalui tulisan-tulisan yang tersebar di media nasional maupun internasional. Kini mengelola pusat olah seni GEOKS di desa kelahirannya, Singapadu, Gianyar. 

Posted via email from youth corner bali

No comments: